KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407)
A. Pendahuluan
Pengelolaan suatu bisnis,
baik itu perusahaan atau organisasi bisnis, tidak terlepas dari faktor kepemimpinan
dalam pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan efektif untuk mendukung keberhasilan
suatu perusahaan atau organisasi di era bisnis yang dinamis saat ini.
Efektifitas kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh kemampuan
dalam membaca, menganalisis dan menentukan langkah/tindakan berdasarkan visi
dan misi organisasi. Pengambilan keputusan merupakan proses berorganisasi yang
membutuhkan keterampilan dalam membaca, menganalisis dan menetapkan keputusan
secara tepat. Kemampuan pemimpin dalam pengambilan keputusan mutlak diperlukan
agar program kerja dapat terus dikembangkan, dan tujuan organisasi dapat
tercapai dengan baik.
Pemimpin adalah penentu dalam membangun tatanan yang dapat
menjadi pengarah untuk terwujudnya kesepakatan di dalam pengambilan keputusan.
Keputusan adalah hasil sintesis dari proses musyawarah dalam penentuan sebuah
kegiatan. Hasil keputusan merupakan buah dari ketegasan dan kebijakan yang
diambil melalui sebuah forum bersama yang di pimpin oleh seorang pemimpin. Arti
pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu memengaruhi
orangorang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. (Kartono, 1994).
Antara kepemimpinan dan pengambilan keputusan memiliki
hubungan yang signifikan. Kepemimpinan merupakan fenomena yang cukup rumit dan
dapat didefinisikan dalam berbagai cara yang berbeda. Beberapa pendapat tentang
kepemimpinan adalah proses memahami apa yang dilakukan orang bersama sehingga
orang akan mengerti dan berkomitmen. Selanjutnya, kepemimpinan adalah kemampuan
mengembangkan dan mengkomunikasikan visi kepada sekelompok orang yang akan
membuat visi itu menjadi benar. Seorang pengambil keputusan menghadapi
setidaknya dua alternatif yang dievaluasi sesuai dengan nilai dan
preferensinya. Proses pengambilan keputusan melibatkan lima tahap: (a)
mengidentifikasi semua alternatif yang ada; (b) menilai alternatif sesuai
dengan preferensi, dan hasil potensial; (c) mengumpulkan informasi; (d)
bertukar antara preferensi dan hasil; dan (e) memilih hasil alternatif yang
paling menguntungkan untuk keputusan tersebut. (Al-Omari, 2013).
Dalam konteks ini, penting
untuk memahami dan mengelola potensi kepemimpinan dalam membuat dan mengambil
sebuah keputusan yang cerdas dan strategis ketika mengatasi tantangan bisnis
saat ini.
B. Kepemimpinan
Sejak beberapa tahun belakangan, para pakar bisnis sangat
memperhatikan tentang budaya organisasi, khususnya budaya kepemimpinan dalam
pengambilan suatu keputusan. Kepemimpinan mengandung arti kemampuan seseorang
untuk dapat mempengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada
diri seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada
situasi tertentu
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang
mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan
mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai sengan perintah yang
direncanakan. Ilmu kepemimpinan telah semakin berkembang seiring dengan
dinamika perkembangan hidup manusia. Burns (1978) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu konsep
yang paling banyak dikaji namun sulit dipahami. Horner (1997) menyebutkan bahwa
kepemimpinan terkadang dipandang sebagai suatu proses namun banyak juga tokoh
yang memandang kepemimpinan sebagai suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh
individu.
C. Teori dan Gaya Kepemimpinan
Untuk dapat memahami definisi kepemimpinan
secara lebih dalam, ada beberapa
definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
- Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
- Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
- G.R. Terry memberikan definisi : leadershipis the activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives.
- Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.
Dari keempat definisi di atas, kepemimpinan memiliki makna
sebagai kemampuan yang mutlak harus dimiliki seorang pemimpin tentang bagaimana
cara menjalankan kepemimpinannya sehingga bawahan dapat bergerak bersama – sama
untuk mencapai tujuan. Sebagai penggerak suatu kelompok, seorang pemimpin harus
mampu menjadi, motor, motivator, innovator, mentor yang baik dan mampu mengedepankan sikap :
- Mengakomodir segala bentuk pendapat, usulan, ide dan gagasan yang disampaikan oleh anggota tim kerja (bawahan).
- Merangkul semua potensi sumber daya yang dimiliki oleh anggota tim kerja (bawahan), yang dibawa dalam forus diskusi, untuk memperoleh berbagai pilihan solusi.
- Menyingkapi segala perbedaan pendapat dengan bijak.
- Menunjukkan integritas dan komitmen dalam bekerja.
D. Pemimpin dan
Kepemimpinan
Pimpinan
Pemimpin tidak bisa dilepaskan dari
kepemimpinan. Seoarang menjadi pemimpin tentunya diawali oleh proses yang
disana banyak terkandung berbagai keputusan-keputusan. Keputusan-keputusan
tersebut terjadi berdasarkan ruang lingkup dimana seseorang tersebut
ditempatkan. Dan sebuah keputusan manajemen yang baik adalah memahami fungsi
manajemen secara mendalam. Ada empat fungsi manajemen yang harus dipahami,
yaitu :
a. Planning
(perencanaan)
b. Organizing
(mengorganisasi)
c. Leading
(memimpin)
d. Controlling
(pengendalian)
Peran pemimpin sangat diperlukan dalam suatu organisasi khususnya
perannya dalam membantu dalam proses perubahan. Pemimpin adalah unsur penting dalam sebuah perusahaan
atau organisasi karena posisinya sebagai pengendali perjalanan Perusahaan atau organisasi.
Pemimpinlah yang terdepan dalam menjalankan kepemimpinan dalam mencapai visi
misi serta tujuan Perusahaan atau organisasi itu dibentuk.
Pemimpin sebuah perusahaan atau organisasi
merupakan posisi kunci untuk dapat menghadapi terjadinya perubahan yang cepat
begitu pula untuk dapat menciptakan perubahan dan pengembangan organisasi
dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang dapat mendorong
atau menjadikan organisasi atau perusahaan mempunyai kultur yang menyuburkan
kreativitas dan selalu dapat mempertahankan nafas kreativitas serta selalu
melahirkan inovasi baru yang menghasilkan sustainable growth atau sustainable
development sebagai prasyarat untuk perubahan dan perkembangan organisasi
(Wahab, 2015).
Menurut Syamsu Q. Badu and Djafri (2017)
setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dan
lainnya. Cara pandang mengenai isu-isu tertentu menjadi kapasitas kepemimpinan
individu. Tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi seorang pemimpin harus
bertanggung jawab dan memiliki peran yang berat dan berpengaruh. Akan tetapi,
setiap hal dapat diatasi jika ia menggunakan taktik dan strategi yang sesuai
dengan keadaannya.
Dari ulasan diatas dapat kita simpulkan
bahwa: “Seorang pemimpin adalah seseorang yang karena kecerdasan pribadinya
dapat memengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama
kearah pencapaian sasaran – sasaran tertentu”. Perusahaan atau organisasi akan dapat
berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecerdasan dalam bidangnya, dan
setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda. Sedangkan yang dipimpin
adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perusahaan
atau organisasi yang setiap saat siap dapat melaksanakan perintah atau tugas
yang telah diberikan guna mencapai tujuan.
Para ahli berusaha memberikan penafsiran
perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Gary Yulk (1998) dalam brantas
(2009) dalam 76 fahmi (2103) menjelaskan klasifikasi definisi pemimpin dan
kepemimpinan, yaitu :
- Pendekatan berdasarkan ciri. Pendekatan ini menekankan kepada atribut-atribut pribadi para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin dengan beberapa ciri yang tidak dimiliki orang lain.
- Pendekatan berdasarkan perilaku. Pendekatan ini merupakan kritisi terhadap generasai pertama pendekatan berdasarkan ciri. Sebagaimana namanya, pendekatan ini sangat diwarnai oleh psikologi dengan fokus menemukan dan mengklarifikasikan perilaku-perilaku yang membantu pengertian kita tentang kepemimpinan.
- Pendekatan situsional. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontektual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik pengikut.
Dari pendapat diatas dapat kita pahami
bahwa seseorang pemimpin dengan kualitas kepemimpinan yang dimilikinya bukan
hanya sekedar jabatan atau pekerjaan saja, namun lebih dari itu, ia merupakan
symbol dari perusahaan atau organisasinya. Dan bagi banyak pihak simbol
tersebut telah berubah secara lebih jauh menjadi kekuatan positif yang
menggerakkan organisasi tersebut untuk meraih tujuan yang dicita - citakan. Ini
sebagaimana dikatakan oleh Aan komariah dalam (fahmi 2013) bahwa, “kepemimpinan
merupakan satu aspek penting dalam organisasi yang merupakan faktor penggerak
organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya,
sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya
tidak menjadi masalah, tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi
perkembangan organisasi”.
Kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu Perusahaan
/ organisasi bisnis sangat penting, karena pemimpin memiliki peranan yang
strategis dalam mencapai tujuan Perusahaan / organisasi bisnis yang tertuang
dalam visi dan misi organisasi. Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang atau
individu yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja, untuk
memengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya, untuk berfikir dan
bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui perilaku yang positif tersebut
dapat memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi (Luly and
Sepang, 2015).
Peran kepemimpinan suatu perusahaan /
organisasi bisnis sangat penting dalam menentukan arah manajemen terhadap
pencapaian tujuan suatu Perusahaan / organisasi bisnis. Pemimpin perusahaan /
organisasi bisnis dengan berbagai tantangan dalam menjalankan fungsinya, harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan perencanaan, pengorganisasian, memimpin,
mengendalikan dan memberdayakan segala potensi sumber daya yang ada, terutama
sumber daya manusia. Gaya lead (gaya kepemimpinan) salah satu keterampilan yang
dapat menentukan langkah dan arah kemajuan yang ingin dicapai, misalnya sikap perilaku
yang disukai oleh pemimpin dalam mengarahkan dan memengaruhi para anggota/bawahannya.
Berbagai jenis gaya kepemimpinan harus menjadi referensi bagi siapa saja yang
berperan dalam memimpin perusahaan / organisasi bisnis.
Jadi dalam kepemimpinan
organisasi/komunitas, seorang pemimpin harus memiliki pemahaman tentang
kepemimpinan, teknik/gaya, peran dan fungsi, serta mengetahui karakter dan
perilaku anggota pasukan untuk bergerak dalam ritme untuk mencapai tujuan
operasional. Dengan demikian pemimpin akan mendapatkan kepercayaan, untuk
menginspirasi, untuk membawa dampak nyata dari transformasi positif mencapai
visi dan misi organisasi/masyarakat (Jatmiko, 2014).
Banyak berbagai pendapat dalam mendefinisikan
kepemimpinan, para ahli secara teoritisi manajemen menggambarkannya sebagai gaya
dalam memimpin, seperti bagaimana orang
tersebut bertindak. Dengan sendirinya, seseorang mungkin berbeda pendapat
dengan orang lain mengenai gaya seorang pemimpin. “Gaya” ternyata merupakan
ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya
dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang
mungkin sedang mengamati dari luar (Ruchanah, 2015).
Untuk memahami definisi kepemimpinan secara lebih dalam, ada
beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :
- Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
- Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
- G.R. Terry memberikan definisi : leadershipis the activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives.
- Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin. (fahmi 2013)
Dari beberapa pendapat di atas, dapat pahami
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak, mempengaruhi,
mengarahkan suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan, tanpa adanya tekanan.
Para ahli memberikan definisi kepemimpinan,
antara lain :
- Harold Kontz mendeinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses memengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”.
- Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses memengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”.
- Miftah Thoha menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun kelompok.”
- Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dimaknai
bahwa unsur-unsur utama kepemimpinan adalah pemimpin atau orang yang
memengaruhi, orang yang dipimpin atau pihak yang dipengaruhi, interaksi/kegiatan/usaha
dan proses memengaruhi, tujuan yang ingin dicapai dan perilaku/kegiatan yang
dilakukan sebagai hasil memengaruhi.
Ciri-ciri Pemimpin
Ciri-ciri
pemimpin yang efektif mencakup integritas, komunikasi efektif, kemampuan
menginspirasi dan memotivasi, pengambilan keputusan yang tepat, empati,
kemampuan beradaptasi, komitmen dan dedikasi, inovasi dan visi, serta tanggung
jawab. Setiap ciri ini berkontribusi pada kemampuan pemimpin untuk memimpin
dengan sukses dan mencapai tujuan organisasi.
Integritas,
pemimpin yang memiliki integritas tinggi selalu jujur dan konsisten dalam
tindakan dan ucapannya. Mereka dihormati karena kejujuran dan moralitasnya. Integritas
adalah fondasi utama dari kepemimpinan yang efektif, di mana pemimpin harus
selalu konsisten antara perkataan dan perbuatan.
Komunikasi
Efektif, Kemampuan berkomunikasi dengan baik sangat penting
bagi seorang pemimpin. Ini mencakup kemampuan untuk mendengarkan, memberikan
umpan balik, dan menyampaikan visi dengan jelas. Komunikasi yang efektif sangat
penting dalam kepemimpinan untuk memastikan semua anggota tim memahami tujuan
dan arah organisasi.
Kemampuan
menginspirasi dan memotivasi, Pemimpin harus mampu
menginspirasi dan memotivasi timnya untuk mencapai tujuan bersama. Mereka harus
dapat menunjukkan visi yang jelas dan membangkitkan semangat kerja menuju
tujuan bersama dengan antusiasme.
Keputusan
yang tepat, seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan
yang tepat dan tepat waktu. Mereka harus mampu menganalisis situasi dan
mempertimbangkan semua opsi sebelum mengambil keputusan dengan analisis yang
mendalam dan matang.
Empati,
Kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain
sangat penting bagi seorang pemimpin. Empati membantu pemimpin dalam membangun
hubungan yang kuat dan saling percaya dengan timnya. empati adalah salah satu
karakteristik kunci dari pemimpin yang efektif karena membantu dalam membangun
hubungan yang lebih baik dengan anggota tim. Usman H (2019).
Inovatif dan
visioner, Pemimpin yang baik harus memiliki visi untuk masa
depan dan kemampuan untuk mengembangkan strategi inovatif untuk mencapainya.
Mereka harus mampu melihat peluang dan mengarahkan timnya menuju inovasi. Hal
ini sangat penting bagi penting bagi pemimpin untuk mendorong perubahan positif
dan mencapai keberhasilan jangka panjang.
Tanggung
Jawab, Pemimpin harus bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan mereka. Mereka harus siap untuk mengakui kesalahan dan bekerja untuk
memperbaikinya. Tanggung jawab merupakan salah satu pilar utama dalam
kepemimpinan, di mana pemimpin harus bertanggung jawab atas semua tindakan dan
keputusan yang diambil.
E.Pengembangan
Kepemimpinan
1. Program Pelatihan dan
Pengembangan
Terdapat berbagai program
pelatihan dan pengembangan kepemimpinan yang dapat dilakukan dalam upaya
meningkatkan kualitas kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
- Program Pelatihan Kepemimpinan Transformasional, program ini focus pada pengembangan kemampuan kepemimpinan transformasional, yang mencakup keterampilan komunikasi, inspirasi, dan motivasi untuk mendorong perubahan positif dalam organisasi.
- Program Kepemimpinan Situasional, mengajarkan para pemimpin untuk menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka berdasarkan situasi dan kebutuhan tim, yang meliputi gaya direktif, suportif, partisipatif dan delegatif. S. Nugroho (2018)
- Program Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Kompetensi, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi inti kepemimpinan yang diperlukan di era digital, seperti pemikiran strategis, inovasi, dan manajemen perubahan.
- Pelatihan Kepemimpinan Servant Leadership, pelatihan yang berfokus pada kepemimpinan yang melayani, di mana pemimpin menempatkan kepentingan dan kebutuhan karyawan diatas kepentingan pribadi mereka mencapai kesuksesan Bersama
- Program Pengembangan Kepemimpinan Wanita, program yang dirancang khusus untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan pada Wanita, dengan focus pada pemberdayaan, pengembangan diri, dan penguatan jaringan professional.
2.Mentorship dan Coaching
Mentorship merupakan suatu hubungan yang terstruktur dan berbasis pada pembelajaran antara mentor yang lebih berpengalaman dengan mentee yang kurang berpengalaman, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi mentee melalui bimbingan, dukungan, dan umpan balik. A Prasetyo (2020).
Sedangkan menurut S. Nugroho dan M. Sari (2018), mentorship adalah proses interaksi antara individu yang lebih berpengalaman (mentor) dengan individu yang kurang berpengalaman (mentee) Dimana mentor memberikan pengetahuan, wawasan, dan dukungan untuk membantu mentee mencapai potensi maksimal dalam karir dan pengembangan pribadi.
Mentorship adalah hubungan kolaboratif antara mentor dengan mentee yang difokuskan pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan perspektif mentee untuk mencapai tujuan professional dan pribadi yang lebih tinggi. F Wicaksono (2019).
Sedangkan coaching ada beberapa definisi menurut ahli, diantaranya menurut S. Raharjo dan M Sari (2018), coaching kepemimpinan adalah proses interaktif yang melibatkan seorang coach dalam membantu pemimpin untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, meningkatkan kinerja, dan mencapai tujuan pribadi maupun professional melalui sesi diskusi, umpan balik konstruktif, dan penetapan tujuan.
Coaching Kepemimpinan adalah proses kolaboratif antara coach dan pemimpin yang bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan kepemimpinan melalui pertanyaan terbuka, umpan balik konstruktif, dan pemantauan perkembangan secara berkala. D Setiawan (2021).
Perbedaan antara mentorship dan coaching
kepemimpinan dapat dilihat dari beberapa aspek termasuk tujuan proses,
durasi, hubungan antara mentor/coach dan mentee/coachee, serta fokus
pengembangan. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai perbedaan tersebut:
ASPEK |
Mentorship
Kepemimpinan |
Coaching Kepemimpinan |
Tujuan dan Fokus |
Tujuan: Membantu mentee dalam pengembangan karir jangka panjang dan
pertumbuhan pribadi serta professional Fokus: lebih berfokus pada pengembangan holistic, termasuk memberikan
nasehat karir, membangun jaringan, dan transfer pengetahuan serta pengalaman
dari mentor ke mentee |
Tujuan: membantu
coachee mencapai tujuan spesifik, meningkatkan kinerja, dan mengembangkan
keterampilan tertentu dalam jangka waktu yang relative singkat Fokus: coaching
lebih berfokus pada peningkatan kinerja dan pengembangan keterampilan praktis
serta pencapaian tujuan jangka pendek. |
Proses dan Metode |
Proses: merupakan
hubungan informal dan jangka panjang. Mentor memberikan panduan, nasihat, dan
dukungan berdasarkan pengalaman pribadi mereka Metode: interaksi
dalam mentorship seringkali tidak terstruktur dan fleksibel, dengan fokus
pada diskusi, bimbingan, dan sharing pengalaman |
Proses;
menggunakan Teknik dan alat khusus untuk membantu coachee mencapai tujuan
spesifik Metode: dengan
agenda yang jelas, dengan penekanan pada pertanyaan terbuka, umpan balik dan
refleksi diri |
Durasi dan Frekuensi |
Durasi: Cenderung
lebih lama dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun Frekuensi: secara
berkala, lebih fleksibel sesuai kebutuhan |
Durasi:
berlangsung dalam jangka waktu yang lebih singkat Frekuensi:
terjadwal secara rutin, dengan durasi setiap sesi yang terstruktur. |
Keahlian dan Pengalaman |
Keahlian:
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih mendalam, yang sama dengan
mentee Pengalaman:
praktis dan relevan |
Keahlian: tidak
selalu memiliki pengalaman pada bidang yang sama, tetapi memiliki
keterampilan dalam Teknik coaching yang efektif Pengalaman:
dengan Teknik pertanyaan dan umpan balik untuk membantu pemimpin menemukan
Solusi dan mengembangkan keterampilan |
Sumber: A Prasetyo dan R
Widodo (2020)
F. Kepemimpinan Dalam
Berbagai Konteks
1. Kepemimpinan dalam
Organisasi Bisnis
Kepemimpinan dalam organisasi bisnis adalah
kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan perilaku karyawan
menuju pencapaian tujuan bisnis, meningkatkan kinerja organisasi, dan
menciptakan budaya kerja yang produktif dan inovatif.
Peran dan tanggung jawab pemimpin bisnis terdapat
pada proses pengambilan Keputusan, yaitu tanggung jawab untuk membuat Keputusan
yang strategis yang mempengaruhi arah dan kesuksesan organisasi. Pemimpin juga
harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan karyawan, manajemen,
dan pemangku kepentingan lainnya. Serta dalam memotivasi karyawan, memberikan
umpan balik konstruktif, dan mendukung pengembangan karir mereka. Hartono
dan T Hidayat (2022).
2. Kepemimpinan dalam
Sektor Publik dan Nirlaba
Merupakan kemampuan
seorang pemimpin untuk mengarahkan dan mengelola organisasi pemerintah atau
badan public untuk mencapai tujuan pelayanan publik, meningkatkan efisiensi
operasional dan menciptakan kebijakan yang menguntungkan Masyarakat. Gaya
kepemimpinan dalam sektor publik dapat dibedakan menjadi; kepemimpinan
birokratik yaitu berfokus pada aturan, prosedur, dan struktur yang jelas untuk
mencapai efisiensi dan akuntabilitas; kepemimpinan kolaboratif yaitu mendorong
Kerjasama antar departemen dan pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan
Bersama.
Peran dan tanggung jawab
pemimpin dalam sektor public yaitu dalam 1) pengambilan Keputusan kebijakan,
berlandaskan data dan kebutuhan Masyarakat, 2) akuntabilitas publik, memastikan
transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kebijakan publik, 3) pengelolaan
sumber daya public, yaitu mengelola anggaran dan sumber daya dengan efektif
untuk mencapai tujuan publik. S Nugroho (2019).
3. Kepemimpinan dalam
Krisis dan Perubahan
Kepemimpinan dalam krisis
adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengelola organisasi selama situasi
darurat atau krisis, mengambil keputusan yang tepat, dan meminimalkan dampak
negatif pada organisasi dan pemangku kepentingannya.
Menurut D Setiawan (2020),
karakteristik pemimpin efektif dalam krisis terdapat 3 jenis karakteristik,
yaitu:
- Kemampuan pengambilan keputusan cepat, pemimpin harus mampu membuat Keputusan cepat berdasarkan informasi yang terbatas.
- Komunikasi yang jelas dan transparan, penting untuk memberikan informasi yang jelas, jujur, dan konsisten kepada tim dan pemangku kepentingan.
- Kemampuan beradaptasi, pemimpin harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan situasi yang berubah dengan cepat.
G. Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan
Keputusan
Proses pengambilan keputusan adalah
langkah-langkah yang diambil untuk memilih di antara beberapa alternatif guna
mencapai hasil yang diinginkan. Berikut adalah tahap-tahap umum dalam proses
pengambilan keputusan:
- Identifikasi Masalah: Langkah pertama adalah mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang yang membutuhkan keputusan.
- Pengumpulan Informasi: Mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk memahami masalah lebih baik dan mencari alternatif solusi.
- Identifikasi Alternatif: Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi atau tindakan yang mungkin diambil.
- Evaluasi Alternatif: Mengevaluasi setiap alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria ini bisa meliputi biaya, manfaat, risiko, dan dampak jangka panjang.
- Pemilihan Alternatif: Memilih alternatif terbaik yang sesuai dengan tujuan dan kriteria evaluasi.
- Implementasi Keputusan: Melaksanakan alternatif yang dipilih. Ini melibatkan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang diperlukan.
- Evaluasi Hasil: Memantau dan mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil. Jika hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mungkin perlu dilakukan penyesuaian atau keputusan baru.
Tindak Lanjut dan
Pembelajaran: Mengambil pelajaran dari proses dan hasil keputusan untuk
perbaikan di masa mendatang.
Metode dan Alat pengambilan Keputusan
1. Analisis SWOT
Menurut R. Kartika (2020),
analisis SWOT (Strengths, weaknesses,
Opportunities, Threats) adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi posisi
organisasi dan menentukan strategi berdasarkan analisis internal dan eksternal
2. Peta Pikiran dan Diagram
Alir
Merupakan alat yang sering
digunakan dalam metode pengambilan keputusan untuk membantu mengorganisir
informasi, mengidentifikasi opsi, dan memvisualisasikan proses. Peta pikiran (mind map) adalah representasi visual
dari informasi yang disusun secara hierarkis di sekitar konsep sentral. Ini
merupakan teknik kreatif yang digunakan untuk menghasilkan ide, merencanakan
proyek dan mengatur pemikiran.
Fungsi dan penggunaan peta
pikiran yaitu:
Brainstorming; menghasilkan dan mengorganisir ide secara
visual.
Perencanaan; mengatur dan
merencanakan proyek atau tugas dengan lebih efektif.
Pengambilan keputusan;
membantu memvisualisasikan berbagai opsi dan konsekuensi dari setiap keputusan.
Adapun cara membuat peta
pikiran dapat dlakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Tulis konsep utama atau masalah di tengah, yang merupakan langkah awal
- Tambah cabang atau subtopik, cabang-cabang tersebut mewakili subtopik atau aspek utama dari masalah.
- Menambah detail, cabang dari setiap subtopik
- Gunakan warna dan gambar, agar menarik dan mudah dipahami.
Diagram alir merupakan representasi grafis
dari langkah-langkah atau proses yang digunakan untuk menyelesaikan tugas atau
membuat keputusan. Setiap langkah dalam proses diwakili oleh bentuk tertentu,
dan langkah-langkah tersebut dihubungkan oleh panah untuk menunjukkan aliran
proses. Nugroho (2019)
Fungsi dan penggunaan dari diagram alir
adalah sebagai berikut:
- Proses pengambilan keputusan; memvisualisasikan alur kerja dan urutan langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
- Pemecahan masalah; mengidentifikasi titik masalah dalam proses dan mencari solusi.
- Dokumentasi proses; mendokumentasikan prosedur atau proses untuk pelatihan maupun analisis.
Dalam hal perbandingan kegunaan yang lebih
efektif, metode peta pikiran lebih baik dalam brainstorming dan eksplorasi ide, membantu memvisualisasikan
hubungan antara konsep-konsep. Sedangkan diagram alir akan lebih baik untuk
mengorganisir dan mendokumentasikan proses atau langkah-langkah yang jelas dan
terstruktur.
H. Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan
1.Informasi dan Data
Informasi yang akurat dan relevan sangat penting
dalam pengambilan keputusan, kualitas keputusan sangat bergantung pada kualitas
informasi yang diperoleh. Nugroho (2018).
2.Pengalaman dan Intuisi
Menurut S. Wicaksono (2019), pengalaman dan
intuisi pemimpin juga memainkan peran penting. Pengalaman memberikan wawasan
tentang situasi serupa di masa lalu, sedangkan intuisi membantu dalam mengambil
keputusan cepat dalam situasi yang kompleks dan tidak pasti.
3.Kondisi dan Lingkungan Eksternal
Kondisi ekonomi, politik, dan sosial juga
mempengaruhi keputusan yang diambil. Perubahan lingkungan eksternal harus
dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. D. Setiawan (2021).
H. Integrasi Kepemimpinan
dan Pengambilan Keputusan
Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Proses
Pengambilan Keputusan
Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Gaya kepemimpinan yang berbeda dapat menghasilkan pendekatan dan hasil yang
berbeda dalam pengambilan keputusan. Berikut ini adalah pembahasan mengenai
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap proses pengambilan keputusan:
1. Gaya Kepemimpinan
Transformasional
Pemimpin
transformasional menginspirasi dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan
bersama. Mereka cenderung mendorong inovasi dan kreativitas dalam proses
pengambilan keputusan. Pengaruh terhadap Pengambilan Keputusan:
- Keterlibatan Karyawan: Pemimpin transformasional sering melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, meningkatkan rasa memiliki dan komitmen terhadap keputusan yang diambil.
- Visi Jangka Panjang: Mereka fokus pada visi jangka panjang dan perubahan strategis, sehingga keputusan yang diambil biasanya berorientasi pada pencapaian tujuan jangka panjang.
- Kreativitas dan Inovasi: Mendorong ide-ide baru dan solusi kreatif untuk masalah yang dihadapi.
2. Gaya Kepemimpinan
Transaksional
Pemimpin transaksional
fokus pada tugas dan hasil, menggunakan sistem penghargaan dan hukuman untuk
memotivasi karyawan. pengaruh terhadap pengambilan keputusan:
- Struktur dan Prosedur: Keputusan diambil berdasarkan aturan dan prosedur yang jelas, yang dapat meningkatkan efisiensi namun mengurangi fleksibilitas.
- Pengawasan Ketat: Pemimpin transaksional cenderung mengambil keputusan secara sentralisasi dan mengawasi implementasinya dengan ketat.
- Fokus pada Kinerja: Keputusan diambil untuk mencapai target kinerja jangka pendek dan meningkatkan produktivitas.
3. Gaya Kepemimpinan
Demokratis
Pemimpin demokratis
mendorong partisipasi dan kolaborasi dari semua anggota tim dalam proses
pengambilan keputusan. Pengaruh terhadap pengambilan keputusan:
- Partisipasi Aktif: Mengambil keputusan berdasarkan konsensus dan partisipasi aktif dari semua anggota tim, meningkatkan kepuasan dan komitmen.
- Informasi yang Luas: Mengumpulkan berbagai perspektif dan informasi yang lebih luas sebelum mengambil keputusan.
- Fleksibilitas: Mampu beradaptasi dengan perubahan situasi berdasarkan masukan dari tim
4. Gaya Kepemimpinan
Otokratis
- Pemimpin otokratis membuat keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota tim, dan mereka mengharapkan kepatuhan penuh dari pengikut. pengaruh terhadap pengambilan keputusan:
- Kecepatan: Keputusan diambil dengan cepat karena tidak memerlukan konsultasi dengan tim.
- Konsistensi: Keputusan yang diambil sering kali konsisten dengan visi dan tujuan pemimpin.
- Kurangnya Partisipasi: Kurangnya partisipasi dari anggota tim dapat mengurangi kreativitas dan inovasi serta menurunkan moral karyawan
5. Gaya Kepemimpinan
Laissez-Faire
Pemimpin laissez-faire
memberikan kebebasan penuh kepada tim untuk membuat keputusan sendiri dengan
sedikit atau tanpa intervensi. pengaruh terhadap pengambilan keputusan:
- Otonomi: Anggota tim memiliki kebebasan penuh untuk mengambilkeputusan, yang dapat meningkatkan kreativitas dan kepuasan kerja.
- Kurangnya Arah: Kurangnya bimbingan dan struktur dapat menyebabkan kebingungan dan keputusan yang tidak konsisten.
- Tanggung Jawab Individual: Anggota tim bertanggung jawab penuh atas keputusan yang mereka buat.
I. Peran Kepemimpinan dalam Mengarahkan dan Menilai
Keputusan
Kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam mengarahkan dan menilai keputusan dalam organisasi. Pemimpin tidak hanya bertanggung jawab untuk membuat keputusan, tetapi juga untuk memastikan bahwa keputusan tersebut sejalan dengan tujuan organisasi dan dilaksanakan secara efektif. Pemimpin memainkan peran penting dalam mengarahkan dan menilai keputusan dalam organisasi. Mereka bertanggung jawab untuk menetapkan visi dan misi, merancang strategi, memastikan komunikasi yang efektif, melibatkan tim, mengevaluasi kinerja, mengambil umpan balik, menganalisis data, dan melakukan adaptasi jika diperlukan. Dengan demikian, kepemimpinan yang efektif dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil mendukung pencapaian tujuan organisasi dan dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif.
J. Kesimpulan
Kepemimpinan
Ciri-ciri Pemimpin:
- Integritas: Konsisten dan jujur dalam tindakan dan ucapan.
- Komunikasi Efektif: Kemampuan untuk mendengarkan, memberikan umpan balik, dan menyampaikan visi dengan jelas.
- Kemampuan Menginspirasi dan Memotivasi: Membangkitkan semangat dan motivasi tim.
- Keputusan yang Tepat: Menganalisis situasi dengan baik sebelum membuat keputusan.
- Empati: Memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
- Kemampuan Beradaptasi: Fleksibel dan siap menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.
- Komitmen dan Dedikasi: Memiliki komitmen yang kuat terhadap pekerjaan dan tim.
- Inovatif dan Visioner: Melihat peluang dan mengarahkan tim menuju inovasi.
- Tanggung Jawab: Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil.
Pengambilan Keputusan
1. Peran Kepemimpinan
dalam Mengarahkan Keputusan:
- Visi dan Misi: Menetapkan panduan utama dalam pengambilan keputusan.
- Strategi dan Perencanaan: Merancang strategi yang efektif untuk mencapai tujuan.
- Komunikasi: Menyampaikan visi, misi, dan strategi dengan jelas.
- Delegasi dan Pelibatan Tim: Melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan berbagai perspektif.
2. Peran Kepemimpinan dalam Menilai Keputusan:
- Evaluasi Kinerja: Mengevaluasi efektivitas keputusan berdasarkan hasil yang dicapai.
- Pengambilan Umpan Balik: Mengambil dan mempertimbangkan umpan balik dari anggota tim dan pemangku kepentingan.
- Analisis Data dan Informasi: Menganalisis data yang relevan untuk menilai keberhasilan keputusan.
- Adaptasi dan Perbaikan: Melakukan adaptasi dan perbaikan berdasarkan evaluasi dan umpan balik.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka menggunakan mendeley
dengan format “Harvard Style” dengan referensi minimal tahun 2010
Nenny Ika Putri Simarmata, dkk. (2021) Kepemimpinan dan
Pengambilan Keputusan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis
- Buku ini mencakup berbagai konsep dan aplikasi dalam kepemimpinan, dan
termasuk pengambilan keputusan.
Agus Prastyawan, Yuni Lestari. (2020)
Pengambilan Keputusan. Surabaya: Unesa University Press
- Buku ini mencakup berbagai konsep pengambilan keputusan,
tehnik-tehnik pengambilan keputusan yang efektif, kepemimpinan dan manajemen
keputusan.
Haudi. (2021) Teknik Pengambilan Keputusan. Solok: Insan
Cendikia Mandiri
- Buku ini mencakup berbagai Teori Pengambilan Keputusan, Strategi Pengambilan
Keputusan, Model Pengambilan Keputusan, Teknik Pengambilan Keputusan.
Rizki
Amalia & Citra Firmadhani. (2021) Teknik Pengambilan Keputusan. Bandung:
CV. R Tujuh Media Printing.
- Buku ini mencakup berbagai Teknik dan Proses Pengambilan Keputusan.
Aspizain
Chaniago. (2021) Teknik Pengambilan Keputusan. Bandung: CV. R Tujuh Media
Printing.
- Buku ini mencakup berbagai Teknik dan Proses Pengambilan Keputusan,
pendekatan teori dan studi kasus.
Prasetyo
A, (2020) Mentoring dalam Pengembangan Kepemimpinan: Teori dan Praktek di
Indonesia, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2020.
Nugroho
S dan Sari, M, (2018), Kepemimpinan Situasional: Teori dan Aplikasinya di
Indonesia, Penerbit Erlangga, 2018.
Wicaksono
F, (2019) Servant Leadership: Konsep dan Implementasi dalam Organisasi,
Penerbit Andi, 2019.
L.
Hartono dan T. Hidayat, "Peran Pemimpin dalam Meningkatkan Kinerja
Organisasi", Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 2022
S.
Nugroho, "Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi Publik", Penerbit
Erlangga, 2019.
Hartono, L. (2020). "Kepemimpinan
Transformasional dan Pengambilan Keputusan dalam Organisasi." Jurnal
Manajemen dan Bisnis, Vol. 8, No. 1.
Nugroho, S. (2019). "Gaya
Kepemimpinan Transaksional dan Efektivitas Pengambilan Keputusan." Jurnal
Ekonomi dan Manajemen, Vol. 7, No. 2.
Setiawan, D. (2021).
"Kepemimpinan Demokratis dan Pengambilan Keputusan di Lingkungan
Kerja." Jurnal Administrasi Publik, Vol. 5, No. 3.
Wicaksono, S. (2019). "Pengaruh
Kepemimpinan Otokratis terhadap Pengambilan Keputusan di Perusahaan."
Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, Vol. 4, No. 1.
Prasetyo, A. (2021).
"Kepemimpinan Laissez-Faire dan Dampaknya terhadap Proses Pengambilan
Keputusan." Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 6, No. 2.
Usman,
H. (2019). "Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan." Bumi
Aksara.