Kamis, 16 Mei 2024

PERKEMBANGAN MOTORIK - PERKEMBANGAN FISIK BAYI & BALITA

Perkembangan Fisik - Motorik Bayi dan Anak    Kecil



Perkembangan fisik bayi dan balita meliputi pertumbuhan fisik dan keterampilan motorik yang terjadi selama tiga tahun pertama kehidupannya. Keterampilan dan kemampuan tersebut mempengaruhi bagaimana seorang anak berinteraksi dengan orang lain, benda, dan lingkungan. Pelajaran ini akan menjelaskan lebih lanjut perkembangan fisik bayi dan balita, serta memberikan kesempatan untuk memikirkan pentingnya perkembangan fisik bagi bayi, balita, dan orang dewasa.


Tahapan tumbuh kembang anak dapat dilihat melalui perkembangan motorik kasar, motorik halus, komunikasi dan bahasa, hingga fungsi kognitifnya. Jika berbicara mengenai perkembangan motorik, setiap anak bisa berada di tahap perkembangan yang berbeda-beda tergantung dari usianya.

 

Motorik adalah kemampuan anak dalam bergerak. Biasanya, keterampilan motorik kasar anak akan lebih terlihat lebih dulu sebelum motorik halusnya.


Hakekat Perkembangan      Fisik - Motorik

Perkembangan fisik motorik Anak Usia Dini (AUD) merupakan proses perkembangan yang berkesinambungan, terjadi secara signifikan dalam pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf sesuai dengan rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam bergerak.

 

Perkembangan fisik mengacu pada kemajuan dan penyempurnaan keterampilan motorik, atau dengan kata lain, kemampuan anak untuk menggunakan dan mengendalikan tubuhnya.

 

Psikologi Perkembangan

Fenomena akan ketertarikan penelitian terhadap manusia juga terjadi pada bidang psikologi, khususnya psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada perubahan-perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang kematiannya (Ajhuri, 2019, hlm. 41).

 

Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan proses pertumbuhan, perubahan, dan kematangan individu. Individu yang dimaksud dapat berupa pasien, peserta didik, maupun masyarakat pada umumnya. Hal tersebut karena psikologi perkembangan diterapkan langsung oleh para tenaga medis maupun tenaga pendidik untuk memastikan perkembangan pasien maupun peserta didiknya berjalan dengan baik.

 

Dalam mengeksplorasi psikologi perkembangan, mengeksplorasi hakikat perkembangan itu sendiri amatlah penting. Misalnya, hal kecil seperti makna perkembangan yang seakan hanya membicarakan sesuatu yang tumbuh dan naik saja akan membatasi Horison kita dalam menyelidiki fenomena psikologi perkembangan.

 

Perkembangan adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat pertumbuhan, perubahan menjadi lebih buruk (penurunan) dan dapat pula bersinggungan dengan kematangan seseorang. Untuk mencari hakikat perkembangan, maka tiap-tiap definisi: perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan haruslah diselidiki satu-persatu seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.

 

Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Ahli

Pendapat para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.

 

Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

 

Pertumbuhan

Perkembangan

Dapat diukur atau bersifat kuantitatif

Tidak dapat diukur atau bersifat kualitatif

Dapat berhenti pada usia tertentu

Berlangsung semasa hidup

Akan berhenti di batas tertentu

Tidak terbatas

Mempunyai sifat structural

Memiliki sifat fungsional

Adanya perubahan fisik

Adanya perubahan kemampuan dan karakter

 

Hakikat Perkembangan Motorik Anak

Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang cepat. Salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui bebrbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.

 

Perkembangan Fisik -  Motorik Masa Janin

Kehamilan adalah suatu investasi masa depan bagi semua orang tua untuk menghasilkan keturunan yang sehat, cerdas dan berahlak baik.  Pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik sejak masa kehamilan akan menghasilkan generasi yang sehat, cerdas dan berahlak baik. Pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik didukung oleh beberapa faktor seperti kecukupan nutrisi, factor hormonal dan lingkungan disekitar janin.


Perkembangan dan pertumbuhan sel sel otak janin terutama terjadi pada usia 10-20 minggu. Perkembangan neurosensory terjadi pada usia sekitar 16-20 minggu. Janin mulai dapat merasakan nyeri setelah usia 24 minggu. Menjelang usia 7 bulan, janin mulai menunjukkan tanda tanda kepribadian, sifat dan perilaku. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa atensi dan memori pada janin terbentuk setelah 32 minggu. Janin juga sudah memiliki perasaan, mimpi dan dapat menikmati sesuatu.

 

Stimulasi prenatal adalah suatu proses untuk mendorong proses pembelajaran pada janin sehingga mengoptimalkan perkembangan fisik, sensoris dan mental pada janin melalui stimulasi eksternal. Beragam penelitian menunjukkan bahwa janin yang distimulasi saat dalam kandungan menunjukkan perkembangan daya lihat, pendengaran, linguistic (Bahasa), motorik, daya belajar, tingkat kecerdasan dan kreativitas yang lebih baik. Stimulai prenatal dapat dilakukan sejak awal trimester kedua kehamilan.

 

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa beberapa stimulus seperti mengelus ngelus janin melalui perut, memaparkan music yang lembut, berbicara dengan janin, memberikan getaran lembut serta cahaya pada janin adalah menyenangkan bagi janin. Calon ibu bisa melakukannya dengan janin sendiri dalam kandungan, bisa pula bersama suami. Peran suami penting dalam stimulasi perkembangan janin. Demikian pula anggota keluarga lain, khususnya di lingkaran terdekat ibu hamil. Berikut ini beberapa cara stimulasi janin :

 

1. Memperdengarkan Janin dengan Musik

Sistem pendengaran pada janin dapar berespon terhadap bunyi sejak usia sekitar 25 minggu. Awalnya janin berespon terhadap bunyi frekwensi rendah 250-500 hz pada usia 25-27 minggu  dan respon terhadap bunyi 1000-3000Hz pda usia 29-31 minggu.

 

2. Membaca Buku

Sebuah penelitian pada 2013 di University of Oregon, Amerika Serikat, menemukan bahwa janin yang diperdengarkan kata-kata saat dalam kandungan bisa mengenali kata tersebut ketika lahir. Dalam penelitian, sejumlah ibu hamil diberi rekaman kata-kata yang diperdengarkan menjelang akhir masa kehamilan. Hasilnya, bayi yang lahir kemudian kenal dengan kata-kata tersebut dan variasinya.

 

3. Menyentuh dan Memijat

Ibu juga bisa melakukan stimulasi rabaan terhadap janin. Janin sudah bisa merasakan gerakan di luar rahim pada usia kehamilan 26 minggu. Ibu bersama pasangan bisa memberikan stimulasi dengan menyentuh dan memijat, juga membelai, menepuk, atau mengusap perut.

 

4. Berolahraga

Ibu yang rajin berolahraga selama kehamilan tidak hanya bisa meningkatkan kesehatannya, tapi juga dapat menstimulasi perkembangan janin. Sebuah studi dari University of Montreal, Kanada, menemukan bahwa wanita hamil yang berolahraga setidaknya selama 20 menit sehari, tiga kali seminggu, memiliki bayi yang lahir dengan tingkat aktivitas otak lebih tinggi.


5. Mengajak Berbicara

Stimulasi perkembangan janin ini juga bisa dilakukan bersama oleh ibu dan pasangannya. Konsepnya mirip dengan membacakan buku untuk bayi dalam kandungan. Bayi akan menerima rangsangan itu dan memberikan respons. Selain meningkatkan perkembangan janin, mengajak bicara bayi dalam kandungan bisa menguatkan jalinan batin.


Perkembangan Fisik - Motorik Masa Bayi dan Anak Kecil

Perkembangan fisik mengacu pada kemajuan dan penyempurnaan keterampilan motorik, atau dengan kata lain, kemampuan anak dalam menggunakan dan mengendalikan tubuhnya. Perkembangan fisik merupakan salah satu dari sekian banyak domain perkembangan bayi dan balita. Berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan keterampilan pada tubuh, termasuk otak, otot, dan indera. Misalnya, bayi belajar tentang dunia saat mereka mengembangkan indera fisik berupa penglihatan, sentuhan, penciuman, suara, dan rasa. Faktanya, bayi bahkan sudah bisa mendengar sebelum mereka dilahirkan. Sejak dini, bayi baru lahir tertarik melihat wajah, warna cerah, dan pola kontras. Dalam beberapa hari setelah lahir, bayi dapat mengenali bau dan suara ibunya. Sejak lahir, bayi sudah sadar akan dunia di sekelilingnya. Kemampuan mereka untuk tumbuh, berkembang, dan belajar terjadi dengan cepat saat mereka menjelajahi dunia melalui indra dan menggunakan keterampilan motorik.

 

Keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus berkembang selama masa bayi dan balita. Keterampilan motorik kasar melibatkan penguasaan gerakan otot besar, serta pembangunan kekuatan pada kelompok otot seperti lengan, kaki, dan inti. Contoh keterampilan untuk bayi dan balita meliputi meraih, berguling, merangkak, berjalan, dan memanjat. Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang lebih kecil dan tepat, terutama gerakan tangan dan jari, seperti menggenggam, menunjuk, dan bertepuk tangan. Seiring pertumbuhan tubuh mereka, bayi dan balita semakin memperkuat otot-otot mereka dan meningkatkan kontrol dan koordinasi mereka. Setiap keterampilan motorik yang baru dikembangkan dihasilkan dari keterampilan yang dipelajari sebelumnya dan berkontribusi pada pengembangan keterampilan di masa depan. Bayi yang baru lahir belum mempunyai kekuatan untuk mengangkat kepalanya. Namun, ketika mereka belajar dan mengembangkan kontrol otot, mereka menjadi lebih mampu menopang kepala mereka, dan dapat menggerakkan kepala mereka dari sisi ke sisi saat mereka mengeksplorasi dan mengamati lingkungan mereka. Penguasaan dan perkembangan keterampilan juga merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan otak. Bayangkan seorang bayi yang mulai berjalan sambil berpegangan pada sofa dan perabotan. Anak ini pasti telah memperoleh kekuatan pada otot-otot besar dan kontrol yang memadai atas gerakan tubuhnya. Pada saat yang sama, anak juga mengandalkan penglihatannya untuk menentukan ke mana harus berjalan dan apa yang harus dipegang. Seiring pertumbuhan bayi dan balita, tubuh dan pikiran mereka menjadi lebih mampu melakukan gerakan dan pengalaman yang sederhana dan semakin kompleks.

 

Di bawah ini Anda dapat melihat perkembangan keterampilan motorik pada seluruh perkembangan dari bayi hingga balita untuk keterampilan motorik kasar dan halus.

  

Berguling  Duduk  Merangkak  Jalan Lari  Lompat

 

Jangkauan  Transfer  Genggaman Penjepit  Titik  Tumpukan  Coretan

 


Perkembangan Fisik - Motorik Halus dan Kasar

 

Gerakan Motorik Kasar Anak

Apa itu Motorik Kasar - Motorik kasar adalah kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan otot besar, seperti badan, lengan, dan kaki. Adapun contoh gerakan motorik kasar antara lain berjalan, berlari, melompat, dan merangkak. Biasanya, perkembangan keterampilan motorik kasar anak dimulai lebih dulu daripada motorik halus. Pasalnya, setelah otot-otot besar mengalami perkembangan, berikutnya akan disusul oleh perkembangan otot-otot kecil.

 

Jika aktivitas keterampilan motorik kasar melibatkan otot-otot besar, maka aktivitas keterampilan motorik halus lebih banyak menggunakan otot-otot kecil, seperti menggambar, melambaikan tangan, dan menggenggam. Selain itu, keterampilan motorik halus cenderung hanya melibatkan kedua tangan.

 

Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Anak Berdasarkan Usia

Seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan motorik kasar anak juga akan berkembang. Hal ini bisa menjadi acuan bagi orang tua untuk melihat apakah proses tumbuh kembang anak berjalan dengan normal atau tidak.

 

Berikut adalah masing-masing penjelasan mengenai perkembangan motorik kasar anak sejak dilahirkan hingga berusia 5 tahun.


1. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 0 s.d 12 Bulan

Sejak dilahirkan hingga berusia 12 bulan atau 1 tahun, perkembangan motorik anak terjadi secara bertahap. Pada usia 0–3 bulan, anak hanya bisa mengangkat kepalanya sebentar ketika sedang tengkurap dan menendang-nendang kakinya.

 

Kemudian, di usia 4–6 bulan, keseimbangan tubuh dan gerakan anak akan berkembang dengan drastis. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya berguling ke kiri-kanan dan depan-belakang. Si kecil juga sudah bisa mengangkat kepala serta dadanya saat dalam posisi telungkup. Dengan meningkatnya kekuatan otot serta keseimbangan tubuh anak, umumnya ia sudah bisa duduk dengan bantuan orang lain.


Jika sudah menginjak usia 7–9 bulan, kekuatan otot kaki anak semakin kuat, sehingga ibu bisa mencoba melatih anak berjalan sambil menopang badannya. Namun, jika dirasa si kecil belum siap, jangan paksa ia untuk berjalan ataupun berdiri.

 

Sementara itu, menjelang usia 1 tahun, anak biasanya sudah bisa mengubah posisinya sendiri. Misalnya, dari yang sebelumnya tengkurap menjadi merangkak. Anak juga sudah bisa mulai mengambil langkah dengan berpegangan pada benda-benda di sekitarnya.

 

2. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 1 Tahun

Perkembangan anak usia 1 tahun dari segi motorik kasar sudah bisa terlihat dari kemampuannya berjalan dengan satu tangan yang dituntun, naik tangga dengan bantuan, menaiki kursi atau meja, serta mendorong mainan beroda. Selain itu, si kecil juga sudah bisa berguling, tengkurap, dan berusaha berdiri sendiri.

 

3. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 2 Tahun

Memasuki usia 2 tahun, anak mulai bisa melompat dengan menggunakan kedua kakinya secara bersamaan. Bahkan, anak sudah bisa berjalan dan mulai berlari sendiri tanpa bantuan. Umumnya, ia juga bisa mengambil benda di lantai dengan menekuk lututnya atau berjongkok. 

 

4. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3 Tahun

Pada usia ini, keterampilan motorik kasar anak semakin berkembang. Ditandai dengan kemampuannya dalam melempar bola kepada orang dewasa, menaiki sepeda roda tiga, tidak jatuh saat berjalan, bahkan bisa berdiri dengan satu kaki selama 1–2 detik. Selain itu, jangan heran jika anak usia 3 tahun juga sudah bisa memanjat.

 

5. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4 Tahun

Jika sudah memasuki usia 4 tahun, anak umumnya sudah menguasai cara menaiki tangga dengan kaki secara bergantian, menangkap bola menggunakan tubuh dan lengannya, serta berjalan dengan lancar tanpa perubahan kecepatan. Pada usia ini, keseimbangan tubuh anak akan semakin baik, bahkan bisa mengangkat satu kaki dengan lebih lama selama 1–4 detik.

 

6. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 5 Tahun

Anak usia 5 tahun biasanya sudah mulai memasuki sekolah dasar. Pada tahap ini, perkembangan motorik kasarnya sudah sangat meningkat, ditandai dengan kemampuannya dalam melompat menggunakan satu kaki, naik-turun tangga sambil membawa benda, menangkap bola menggunakan kedua tangannya.

 

Gerakan Motorik Halus Anak

Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat gigi, menyisir, membuka dan menutup retsluiting, memakai sepatu sendiri, mengancing pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan fisik lain serta kematangan mental, misalnya keterampilan membuat gambar.

 

Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Perbedaan jenis kelamin berpengaruh pada perkembangan motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih keterampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan melompat tali (skipping), atau melompat-lompat dengan bola besar (hoping). Sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih keterampilan melempar, menagkap dan menendang bola atau berprilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan.

 

Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak, misalnya aktivitas berjalan di atas papan, olahraga (melompat tali, renang, sepak bola, bulu tangkis, senam, bersepeda), menari, atau bermain drama. Berikut adalah table daftar perkembangan motorik anak usia TK, yaitu pada usia 3-4 tahun dan 5-6 tahun.


Perkembangan Motorik Anak Usia 3-4 Tahun

 

Motorik Kasar

Motorik Halus

1.      Menangkap bola besar dengan tangan lurus di depan badan.

1.     Menggunting kertas menjadi dua bagian

2.     Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik.

2.    Mencuci dan mengelap tangan sendiri

3.     Mengendarai sepeda roda tiga melalui tikungan yang lebar.

3.    Mengaduk cairan dengan sendok

4.    Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari posisi berdiri semula.

4.    Menuangkan air dan teko

5.     Mengambil benda kecil di atas baki tanpa menjatuhkannya

5.    Memegang garpu dengan cara menggenggam

6.    Menggunakan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 m

6.    Membawa sesuatu dengan penjepit

7.     Berjalan menysuri papan denga menempatkan satu kaki di depan kaki lain

7.     Apabila diberikan gambar kepada anak

8.    Melompat dengan satu kaki

8.    Membuka kancing dan melepas ikat pinggang

9.    Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan, tangan di samping, tanpa kehilangan keseimbangan

9.    Menggambar lingkaran, namun bentuknya masih kasar

 

 

Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 tahun

 

Motorik Kasar

Motorik Halus

1.      Berlari dan langsung menendang bola

1.     Mengikat tali sepatu

2.     Melompat-lompat dengan kakinbergantian

2.    Memasukkan surat ke dalam amplop

3.     Melambungkan bola tennis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan

3.    Mengoleskan selai di atas roti

4.    Berjalan pada garis yang sudah ditentukan

4.    Membentuk

5.     Berjinjit dengan tangan di pinggul

5.    Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju

6.    Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut

6.    Memasukkan benang ke dalam jarum

7.     Mengayuh satu kaki ke depan atau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan

 

Pentingnya Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik

Mempersiapkan bayi dan balita untuk bersekolah memerlukan lebih dari sekadar mengembangkan serangkaian keterampilan; itu mencakup perkembangan fisik dan kesehatan. Ketika bayi atau balita bahagia dan sehat, mereka akan lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan dan sekitarnya. Hal ini memungkinkan bayi dan balita memiliki kemampuan untuk melanjutkan pembelajaran mereka melalui eksplorasi. Dengan demikian, perkembangan fisik dan kesehatan dapat membantu mempersiapkan bayi dan balita untuk melakukan aktivitas yang mendukung perkembangan bahasa, keterampilan sosial, dan bidang pembelajaran lainnya, yang nantinya akan menghasilkan keberhasilan di sekolah.

 

Meskipun tidak ada bidang perkembangan spesifik yang menentukan keberhasilan sekolah di kemudian hari, penelitian menyoroti pentingnya mendukung fondasi yang kuat agar perkembangan dapat tumbuh dengan mendorong perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang sehat. Selama masa bayi, fondasi perkembangan anak ini mulai dan terus dibangun seiring dengan kemajuan bidang pembangunan lainnya. Misalnya, anak kecil mampu mengembangkan kemampuan duduk, merangkak, dan berjalan dari respons refleks primitifnya. Ketika bayi dan balita sudah mampu bergerak sendiri, mereka kemudian mampu mengeksplorasi dan memperluas perkembangan kognitifnya melalui cara-cara yang tidak mungkin dilakukan sebelum mereka mampu duduk, merangkak, dan berjalan.


Bayangkan seperti apa kehidupan anak berusia satu tahun yang belum mulai merangkak. Saat duduk sendiri, mereka kesulitan mengoordinasikan gerakan, seperti mendorong hingga posisi merangkak dan mendorong diri ke depan dengan tangan dan kaki. Sebagian besar objek dan orang di lingkungannya harus didekatkan oleh orang lain agar dapat dieksplorasi. Bagaimana keterbatasan perkembangan fisik dan motorik berdampak pada perkembangan lain pada anak usia 1 tahun ini ?

 

Eksplorasi

Perkembangan dan keterampilan motorik yang terbatas atau tertunda dapat mengakibatkan berkurangnya eksplorasi terhadap lingkungan.

Perkembangan Kognitif

Eksplorasi yang terbatas dapat berarti pengalaman yang terbatas. Misalnya, pembelajaran mereka tentang sebab dan akibat (penyumbang bagi perkembangan kognitif) mungkin terbatas hanya karena kurangnya kesempatan untuk melakukan “eksperimen” dengan objek di lingkungan mereka.

Perkembangan sosial

Anak usia satu tahun hanya mampu mengamati permainan anak-anak lain yang berada dalam jangkauan penglihatannya. Hal ini mungkin membatasi kemampuan mereka untuk melakukan kontak mata dengan teman sebaya, berbicara, dan bermain dengan anak-anak lain atau orang dewasa. Semua itu dapat berdampak negatif terhadap perkembangan keterampilan sosial anak.

Perkembangan emosional

Terbatasnya interaksi dan bermain dengan anak lain mempengaruhi perkembangan emosi anak. Mungkin sulit bagi seorang anak untuk mengembangkan rasa percaya diri, empati, dan kemampuan bereaksi serta mengekspresikan emosinya.

  

Waspadai Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar Anak

Memahami tahapan perkembangan motorik kasar pada anak-anak dapat membantu orang tua untuk lebih sadar terhadap proses tumbuh kembang anak, terutama menyadari jika terjadi hambatan seperti anak belum bisa berjalan hingga usianya 18 bulan.


Hambatan pada perkembangan motorik kasar bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari faktor genetik, kelahiran prematur, atau kondisi kesehatan tertentu. Namun, agar lebih pasti, sebaiknya orang tua segera berkonsultasi langsung dengan dokter jika terdapat keterlambatan dalam proses perkembangan anak.

 

 

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KEPEMIMPINAN & PENGAMBILAN KEPUTUSAN Oleh : Eko Yulianto, ST, MM, MSD (NIDN 0325077407) A. Pendahuluan Pengelolaan suatu bisnis, baik it...