Perkembangan Fisik - Motorik Bayi dan Anak Kecil
Perkembangan fisik bayi dan balita meliputi pertumbuhan fisik
dan keterampilan motorik yang terjadi selama tiga tahun pertama kehidupannya.
Keterampilan dan kemampuan tersebut mempengaruhi bagaimana seorang anak
berinteraksi dengan orang lain, benda, dan lingkungan. Pelajaran ini akan
menjelaskan lebih lanjut perkembangan fisik bayi dan balita, serta memberikan
kesempatan untuk memikirkan pentingnya perkembangan fisik bagi bayi, balita,
dan orang dewasa.
Tahapan
tumbuh kembang anak dapat dilihat melalui perkembangan motorik kasar, motorik
halus, komunikasi dan bahasa, hingga fungsi kognitifnya. Jika berbicara
mengenai perkembangan motorik, setiap anak bisa berada di tahap perkembangan
yang berbeda-beda tergantung dari usianya.
Motorik adalah kemampuan anak dalam bergerak. Biasanya, keterampilan motorik kasar anak akan lebih terlihat lebih dulu sebelum motorik halusnya.
Hakekat Perkembangan Fisik - Motorik
Perkembangan fisik motorik Anak Usia Dini (AUD) merupakan proses perkembangan yang berkesinambungan, terjadi secara signifikan dalam
pembentukan tulang, tumbuh kembang gerakan otot-otot dan saraf sesuai dengan
rentang usianya yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam bergerak.
Perkembangan fisik mengacu pada kemajuan dan penyempurnaan keterampilan
motorik, atau dengan kata lain, kemampuan anak untuk menggunakan dan
mengendalikan tubuhnya.
Psikologi Perkembangan
Fenomena akan ketertarikan penelitian terhadap manusia juga terjadi
pada bidang psikologi, khususnya psikologi perkembangan. Psikologi perkembangan
adalah cabang dari disiplin psikologi yang memfokuskan studi pada
perubahan-perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga
menjelang kematiannya (Ajhuri, 2019, hlm. 41).
Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan proses pertumbuhan,
perubahan, dan kematangan individu. Individu yang dimaksud dapat berupa pasien,
peserta didik, maupun masyarakat pada umumnya. Hal tersebut karena psikologi
perkembangan diterapkan langsung oleh para tenaga medis maupun tenaga pendidik
untuk memastikan perkembangan pasien maupun peserta didiknya berjalan dengan
baik.
Dalam mengeksplorasi psikologi perkembangan, mengeksplorasi
hakikat perkembangan itu sendiri amatlah penting. Misalnya, hal kecil seperti
makna perkembangan yang seakan hanya membicarakan sesuatu yang tumbuh dan naik
saja akan membatasi Horison kita dalam menyelidiki fenomena psikologi
perkembangan.
Perkembangan adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat
pertumbuhan, perubahan menjadi lebih buruk (penurunan) dan dapat pula
bersinggungan dengan kematangan seseorang. Untuk mencari hakikat perkembangan,
maka tiap-tiap definisi: perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan
haruslah diselidiki satu-persatu seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Ahli
Pendapat
para ahli biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan
oleh Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu
penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta
bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan
dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu
kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan
dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-gejalanya.
Perbedaan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan |
Perkembangan |
Dapat diukur atau bersifat kuantitatif |
Tidak dapat diukur atau bersifat
kualitatif |
Dapat berhenti pada usia tertentu |
Berlangsung semasa hidup |
Akan berhenti di batas tertentu |
Tidak terbatas |
Mempunyai sifat structural |
Memiliki sifat fungsional |
Adanya perubahan fisik |
Adanya perubahan kemampuan dan karakter |
Hakikat Perkembangan Motorik Anak
Masa
5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa
keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang
berkembang cepat. Salah satu kemampuan pada anak TK yang berkembang dengan
pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan
motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui bebrbagai
gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.
Perkembangan Fisik
- Motorik
Masa Janin
Kehamilan adalah suatu investasi masa depan bagi semua orang tua
untuk menghasilkan keturunan yang sehat, cerdas dan berahlak baik.
Pertumbuhan dan perkembangan janin yang baik sejak masa kehamilan akan
menghasilkan generasi yang sehat, cerdas dan berahlak baik. Pertumbuhan dan
perkembangan janin yang baik didukung oleh beberapa faktor seperti kecukupan
nutrisi, factor hormonal dan lingkungan disekitar janin.
Perkembangan dan pertumbuhan sel sel otak janin terutama terjadi pada usia 10-20 minggu. Perkembangan neurosensory terjadi pada usia sekitar 16-20 minggu. Janin mulai dapat merasakan nyeri setelah usia 24 minggu. Menjelang usia 7 bulan, janin mulai menunjukkan tanda tanda kepribadian, sifat dan perilaku. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa atensi dan memori pada janin terbentuk setelah 32 minggu. Janin juga sudah memiliki perasaan, mimpi dan dapat menikmati sesuatu.
Stimulasi prenatal adalah suatu proses untuk mendorong proses pembelajaran pada janin sehingga mengoptimalkan perkembangan fisik, sensoris dan mental pada janin melalui stimulasi eksternal. Beragam penelitian menunjukkan bahwa janin yang distimulasi saat dalam kandungan menunjukkan perkembangan daya lihat, pendengaran, linguistic (Bahasa), motorik, daya belajar, tingkat kecerdasan dan kreativitas yang lebih baik. Stimulai prenatal dapat dilakukan sejak awal trimester kedua kehamilan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa beberapa stimulus seperti
mengelus ngelus janin melalui perut, memaparkan music yang lembut, berbicara
dengan janin, memberikan getaran lembut serta cahaya pada janin adalah
menyenangkan bagi janin. Calon ibu bisa melakukannya dengan janin sendiri dalam
kandungan, bisa pula bersama suami. Peran suami penting dalam stimulasi
perkembangan janin. Demikian pula anggota keluarga lain, khususnya di lingkaran
terdekat ibu hamil. Berikut ini beberapa cara stimulasi janin :
1.
Memperdengarkan Janin dengan Musik
Sistem pendengaran pada janin dapar
berespon terhadap bunyi sejak usia sekitar 25 minggu. Awalnya janin berespon
terhadap bunyi frekwensi rendah 250-500 hz pada usia 25-27 minggu dan
respon terhadap bunyi 1000-3000Hz pda usia 29-31 minggu.
2. Membaca Buku
Sebuah penelitian pada 2013 di University of Oregon, Amerika Serikat, menemukan bahwa janin yang diperdengarkan kata-kata saat dalam kandungan bisa mengenali kata tersebut ketika lahir. Dalam penelitian, sejumlah ibu hamil diberi rekaman kata-kata yang diperdengarkan menjelang akhir masa kehamilan. Hasilnya, bayi yang lahir kemudian kenal dengan kata-kata tersebut dan variasinya.
3. Menyentuh dan Memijat
Ibu juga bisa melakukan stimulasi rabaan terhadap janin. Janin sudah bisa merasakan gerakan di luar rahim pada usia kehamilan 26 minggu. Ibu bersama pasangan bisa memberikan stimulasi dengan menyentuh dan memijat, juga membelai, menepuk, atau mengusap perut.
4. Berolahraga
5. Mengajak Berbicara
Perkembangan Fisik - Motorik
Masa Bayi dan Anak Kecil
Perkembangan
fisik mengacu
pada kemajuan dan penyempurnaan keterampilan motorik, atau dengan kata lain,
kemampuan anak dalam menggunakan dan mengendalikan tubuhnya. Perkembangan fisik
merupakan salah satu dari sekian banyak domain perkembangan bayi dan balita.
Berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan keterampilan pada tubuh, termasuk
otak, otot, dan indera. Misalnya, bayi belajar tentang dunia saat mereka
mengembangkan indera fisik berupa penglihatan, sentuhan, penciuman, suara, dan
rasa. Faktanya, bayi bahkan sudah bisa mendengar sebelum mereka dilahirkan.
Sejak dini, bayi baru lahir tertarik melihat wajah, warna cerah, dan pola
kontras. Dalam beberapa hari setelah lahir, bayi dapat mengenali bau dan suara
ibunya. Sejak lahir, bayi sudah sadar akan dunia di sekelilingnya. Kemampuan
mereka untuk tumbuh, berkembang, dan belajar terjadi dengan cepat saat mereka
menjelajahi dunia melalui indra dan menggunakan keterampilan motorik.
Keterampilan
motorik kasar dan keterampilan
motorik halus berkembang selama masa bayi dan balita. Keterampilan
motorik kasar melibatkan penguasaan gerakan otot besar, serta pembangunan
kekuatan pada kelompok otot seperti lengan, kaki, dan inti. Contoh keterampilan
untuk bayi dan balita meliputi meraih, berguling, merangkak, berjalan, dan
memanjat. Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang lebih kecil dan
tepat, terutama gerakan tangan dan jari, seperti menggenggam, menunjuk, dan
bertepuk tangan. Seiring pertumbuhan tubuh mereka, bayi dan balita semakin memperkuat
otot-otot mereka dan meningkatkan kontrol dan koordinasi mereka. Setiap
keterampilan motorik yang baru dikembangkan dihasilkan dari keterampilan yang
dipelajari sebelumnya dan berkontribusi pada pengembangan keterampilan di masa
depan. Bayi yang baru lahir belum mempunyai kekuatan untuk mengangkat
kepalanya. Namun, ketika mereka belajar dan mengembangkan kontrol otot, mereka
menjadi lebih mampu menopang kepala mereka, dan dapat menggerakkan kepala
mereka dari sisi ke sisi saat mereka mengeksplorasi dan mengamati lingkungan
mereka. Penguasaan dan perkembangan keterampilan juga merupakan hasil
pertumbuhan dan perkembangan otak. Bayangkan seorang bayi yang mulai berjalan
sambil berpegangan pada sofa dan perabotan. Anak ini pasti telah memperoleh kekuatan
pada otot-otot besar dan kontrol yang memadai atas gerakan tubuhnya. Pada saat
yang sama, anak juga mengandalkan penglihatannya untuk menentukan ke mana harus
berjalan dan apa yang harus dipegang. Seiring pertumbuhan bayi dan balita,
tubuh dan pikiran mereka menjadi lebih mampu melakukan gerakan dan pengalaman
yang sederhana dan semakin kompleks.
Di bawah ini Anda dapat melihat perkembangan
keterampilan motorik pada seluruh perkembangan dari bayi hingga balita untuk
keterampilan motorik kasar dan halus.
Berguling → Duduk → Merangkak → Jalan →Lari → Lompat
Jangkauan → Transfer → Genggaman
Penjepit → Titik → Tumpukan → Coretan
Perkembangan Fisik - Motorik
Halus dan Kasar
Gerakan Motorik Kasar Anak
Apa itu Motorik
Kasar - Motorik kasar
adalah kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan otot besar,
seperti badan, lengan, dan kaki. Adapun contoh gerakan motorik kasar antara
lain berjalan, berlari, melompat, dan merangkak. Biasanya, perkembangan
keterampilan motorik kasar anak dimulai lebih dulu daripada motorik halus.
Pasalnya, setelah otot-otot besar mengalami perkembangan, berikutnya akan
disusul oleh perkembangan otot-otot kecil.
Jika aktivitas keterampilan motorik
kasar melibatkan otot-otot besar, maka aktivitas keterampilan motorik halus
lebih banyak menggunakan otot-otot kecil, seperti menggambar, melambaikan
tangan, dan menggenggam. Selain itu, keterampilan motorik halus cenderung hanya
melibatkan kedua tangan.
Tahapan
Perkembangan Motorik Kasar Anak Berdasarkan Usia
Seiring dengan bertambahnya usia,
keterampilan motorik kasar anak juga akan berkembang. Hal ini bisa menjadi
acuan bagi orang tua untuk melihat apakah proses tumbuh kembang anak berjalan
dengan normal atau tidak.
Berikut adalah masing-masing
penjelasan mengenai perkembangan motorik kasar anak sejak dilahirkan hingga
berusia 5 tahun.
1. Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 0 s.d 12 Bulan
Sejak dilahirkan hingga berusia 12
bulan atau 1 tahun, perkembangan motorik anak terjadi secara bertahap. Pada
usia 0–3 bulan, anak hanya bisa mengangkat kepalanya sebentar ketika sedang
tengkurap dan menendang-nendang kakinya.
Kemudian, di usia 4–6 bulan,
keseimbangan tubuh dan gerakan anak akan berkembang dengan drastis. Hal ini
dibuktikan dengan kemampuannya berguling ke kiri-kanan dan depan-belakang. Si
kecil juga sudah bisa mengangkat kepala serta dadanya saat dalam posisi
telungkup. Dengan meningkatnya kekuatan otot serta keseimbangan tubuh anak,
umumnya ia sudah bisa duduk dengan bantuan orang lain.
Jika sudah menginjak usia 7–9 bulan,
kekuatan otot kaki anak semakin kuat, sehingga ibu bisa mencoba melatih anak
berjalan sambil menopang badannya. Namun, jika dirasa si kecil belum siap,
jangan paksa ia untuk berjalan ataupun berdiri.
Sementara itu, menjelang usia 1 tahun,
anak biasanya sudah bisa mengubah posisinya sendiri. Misalnya, dari yang
sebelumnya tengkurap menjadi merangkak. Anak juga sudah bisa mulai mengambil
langkah dengan berpegangan pada benda-benda di sekitarnya.
2. Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 1 Tahun
Perkembangan anak usia 1 tahun dari
segi motorik kasar sudah bisa terlihat dari kemampuannya berjalan dengan satu
tangan yang dituntun, naik tangga dengan bantuan, menaiki kursi atau meja,
serta mendorong mainan beroda. Selain itu, si kecil juga sudah bisa berguling,
tengkurap, dan berusaha berdiri sendiri.
3. Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 2 Tahun
Memasuki usia 2 tahun, anak mulai bisa
melompat dengan menggunakan kedua kakinya secara bersamaan. Bahkan, anak sudah
bisa berjalan dan mulai berlari sendiri tanpa bantuan. Umumnya, ia juga bisa
mengambil benda di lantai dengan menekuk lututnya atau berjongkok.
4. Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 3 Tahun
Pada usia ini, keterampilan motorik
kasar anak semakin berkembang. Ditandai dengan kemampuannya dalam melempar bola
kepada orang dewasa, menaiki sepeda roda tiga, tidak jatuh saat berjalan,
bahkan bisa berdiri dengan satu kaki selama 1–2 detik. Selain itu, jangan heran
jika anak usia 3 tahun juga sudah bisa memanjat.
5. Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 4 Tahun
Jika sudah memasuki usia 4 tahun, anak
umumnya sudah menguasai cara menaiki tangga dengan kaki secara bergantian,
menangkap bola menggunakan tubuh dan lengannya, serta berjalan dengan lancar
tanpa perubahan kecepatan. Pada usia ini, keseimbangan tubuh anak akan semakin
baik, bahkan bisa mengangkat satu kaki dengan lebih lama selama 1–4 detik.
6. Perkembangan
Motorik Kasar Anak Usia 5 Tahun
Anak usia 5 tahun biasanya sudah mulai
memasuki sekolah dasar. Pada tahap ini, perkembangan motorik kasarnya sudah
sangat meningkat, ditandai dengan kemampuannya dalam melompat menggunakan satu
kaki, naik-turun tangga sambil membawa benda, menangkap bola menggunakan kedua
tangannya.
Gerakan Motorik Halus Anak
Gerakan
motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari
jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan motorik halus
yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat gigi,
menyisir, membuka dan menutup retsluiting, memakai sepatu sendiri, mengancing
pakaian, serta makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Dalam
melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan fisik lain serta
kematangan mental, misalnya keterampilan membuat gambar.
Gerakan
motorik halus anak sudah mulai berkembang pesat di usia kira-kira 3 tahun.
Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat memegang pensil warna atau
crayon untuk menggambar. Perbedaan jenis kelamin berpengaruh pada perkembangan
motorik anak TK. Anak perempuan lebih sering melatih keterampilan yang
membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti permainan melompat tali (skipping),
atau melompat-lompat dengan bola besar (hoping). Sedangkan anak laki-laki lebih
senang melatih keterampilan melempar, menagkap dan menendang bola atau
berprilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan.
Ada
beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak, misalnya
aktivitas berjalan di atas papan, olahraga (melompat tali, renang, sepak bola,
bulu tangkis, senam, bersepeda), menari, atau bermain drama. Berikut adalah
table daftar perkembangan motorik anak usia TK, yaitu pada usia 3-4 tahun dan
5-6 tahun.
Perkembangan Motorik Anak Usia 3-4 Tahun
Motorik
Kasar |
Motorik
Halus |
1. Menangkap bola besar dengan tangan
lurus di depan badan. |
1. Menggunting kertas menjadi dua bagian |
2. Berdiri dengan satu kaki selama 5
detik. |
2. Mencuci dan mengelap tangan sendiri |
3. Mengendarai sepeda roda tiga melalui
tikungan yang lebar. |
3. Mengaduk cairan dengan sendok |
4. Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari
posisi berdiri semula. |
4. Menuangkan air dan teko |
5. Mengambil benda kecil di atas baki
tanpa menjatuhkannya |
5. Memegang garpu dengan cara menggenggam |
6. Menggunakan bahu dan siku pada saat
melempar bola hingga 3 m |
6. Membawa sesuatu dengan penjepit |
7. Berjalan menysuri papan denga
menempatkan satu kaki di depan kaki lain |
7. Apabila diberikan gambar kepada anak |
8. Melompat dengan satu kaki |
8. Membuka kancing dan melepas ikat
pinggang |
9. Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan,
tangan di samping, tanpa kehilangan keseimbangan |
9. Menggambar lingkaran, namun bentuknya
masih kasar |
Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 tahun
Motorik
Kasar |
Motorik
Halus |
1. Berlari dan langsung menendang bola |
1. Mengikat tali sepatu |
2. Melompat-lompat dengan kakinbergantian |
2. Memasukkan surat ke dalam amplop |
3. Melambungkan bola tennis dengan satu
tangan dan menangkapnya dengan dua tangan |
3. Mengoleskan selai di atas roti |
4. Berjalan pada garis yang sudah
ditentukan |
4. Membentuk |
5. Berjinjit dengan tangan di pinggul |
5. Mencuci dan mengeringkan muka tanpa
membasahi baju |
6. Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut |
6. Memasukkan benang ke dalam jarum |
7. Mengayuh satu kaki ke depan atau ke
belakang tanpa kehilangan keseimbangan |
Pentingnya
Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Mempersiapkan bayi dan balita untuk
bersekolah memerlukan lebih dari sekadar mengembangkan serangkaian
keterampilan; itu mencakup perkembangan fisik dan kesehatan. Ketika bayi atau
balita bahagia dan sehat, mereka akan lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan
dan sekitarnya. Hal ini memungkinkan bayi dan balita memiliki kemampuan untuk
melanjutkan pembelajaran mereka melalui eksplorasi. Dengan demikian,
perkembangan fisik dan kesehatan dapat membantu mempersiapkan bayi dan balita
untuk melakukan aktivitas yang mendukung perkembangan bahasa, keterampilan
sosial, dan bidang pembelajaran lainnya, yang nantinya akan menghasilkan
keberhasilan di sekolah.
Meskipun tidak ada bidang perkembangan
spesifik yang menentukan keberhasilan sekolah di kemudian hari, penelitian
menyoroti pentingnya mendukung fondasi yang kuat agar perkembangan dapat tumbuh
dengan mendorong perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif yang
sehat. Selama masa bayi, fondasi perkembangan anak ini mulai dan terus dibangun
seiring dengan kemajuan bidang pembangunan lainnya. Misalnya, anak kecil mampu
mengembangkan kemampuan duduk, merangkak, dan berjalan dari respons refleks
primitifnya. Ketika bayi dan balita sudah mampu bergerak sendiri, mereka
kemudian mampu mengeksplorasi dan memperluas perkembangan kognitifnya melalui
cara-cara yang tidak mungkin dilakukan sebelum mereka mampu duduk, merangkak,
dan berjalan.
Bayangkan seperti apa kehidupan anak
berusia satu tahun yang belum mulai merangkak. Saat duduk sendiri, mereka
kesulitan mengoordinasikan gerakan, seperti mendorong hingga posisi merangkak
dan mendorong diri ke depan dengan tangan dan kaki. Sebagian besar objek dan
orang di lingkungannya harus didekatkan oleh orang lain agar dapat
dieksplorasi. Bagaimana keterbatasan perkembangan fisik dan motorik berdampak
pada perkembangan lain pada anak usia 1 tahun ini ?
Eksplorasi |
Perkembangan
dan keterampilan motorik yang terbatas atau tertunda dapat mengakibatkan
berkurangnya eksplorasi terhadap lingkungan. |
Perkembangan Kognitif |
Eksplorasi
yang terbatas dapat berarti pengalaman yang terbatas. Misalnya, pembelajaran
mereka tentang sebab dan akibat (penyumbang bagi perkembangan kognitif)
mungkin terbatas hanya karena kurangnya kesempatan untuk melakukan
“eksperimen” dengan objek di lingkungan mereka. |
Perkembangan sosial |
Anak
usia satu tahun hanya mampu mengamati permainan anak-anak lain yang berada
dalam jangkauan penglihatannya. Hal ini mungkin membatasi kemampuan mereka
untuk melakukan kontak mata dengan teman sebaya, berbicara, dan bermain
dengan anak-anak lain atau orang dewasa. Semua itu dapat berdampak negatif
terhadap perkembangan keterampilan sosial anak. |
Perkembangan emosional |
Terbatasnya
interaksi dan bermain dengan anak lain mempengaruhi perkembangan emosi anak.
Mungkin sulit bagi seorang anak untuk mengembangkan rasa percaya diri,
empati, dan kemampuan bereaksi serta mengekspresikan emosinya. |
Waspadai
Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar Anak
Memahami tahapan perkembangan motorik
kasar pada anak-anak dapat membantu orang tua untuk lebih sadar terhadap proses
tumbuh kembang anak, terutama menyadari jika terjadi hambatan seperti anak
belum bisa berjalan hingga usianya 18 bulan.
Hambatan pada perkembangan motorik
kasar bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari faktor genetik, kelahiran
prematur, atau kondisi kesehatan tertentu. Namun, agar lebih pasti, sebaiknya
orang tua segera berkonsultasi langsung dengan dokter jika terdapat
keterlambatan dalam proses perkembangan anak.